LAPORAN PRAKTIKUM 1 TAKSONOMI PHANEROGAMAE
PINOPHYTA
(GYMNOSPERMAE)
Oleh:
Nama
: Khoirul Anam
NIM :
1411161026
Kelas
: Biologi A
Kelompok : 3
Semester : IV
Asisten : 1. Rini
Sulastri
2.
Zaenal Mustopa
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH
NURJATI
CIREBON
2013
Acara Praktikum I
PINOPHYTA
(Cycadopsida, Coniferopsida, dan
Gnetopsida)
I.
Tujuan Praktikum
1. Menemukan ciri-ciri khusus spesies
tumbuhan yang termasuk pada divisi Pinophyta
2. Membedakan ciri-ciri tumbuhan pada
kelas-kelas yang termasuk dalam Divisi Pinophyta
II.
Landasan Teori
Sifat utama dari Divisio Pinophyta
adalah biji nya “telanjang” yang tumbuh kurang lebih terdedah ke udara pada
permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai di antara daun-daun.
Sebagai bandingan, biji-biji dari Magnoliophyta tumbuh di dalam jaringan bakal
buah (ovarium) atau struktur bunga yang lain. Serbuk sari dari Pinophyta
berkecambah pada ovul yang terbuka dan tabung sari tumbuh dari tiap serbuk sari
menembus jaringan ovul, tetapi pada Magnoliophyta serbuk sari tidak langsung
bersentuhan dengan ovul, tapi hinggap pada bagian kepala putik (stigma) dari
putik (pistilum) di mana ia berkecambah. Tabung sari tembus menembus jaringan-jaringan
lain sebelum akhirnya memasuki jaringan ovul. (Wikipedia. 2012)
Pinophyta adalah tumbuhan berpembuluh yang menghasilkan biji,
Pinophyta berbeda dengan tumbuhan berbunga (Angiospermae) karena bakal biji
pada tumbuhan Pinophyta telanjang, tidak tertutup oleh daun buah (Carpel).
Bakal bijinya terdapat pada daun yang termodifikasi atau pada ujung-ujung daun
tertentu. Bakal biji tersebut bersama-sama membentuk kerucut (Strobilus).
(Anonim. 2010)
Tumbuhan kelompok Pinophyta mempunyai ciri,(Triandari. 2009) yaitu :
1. Memiliki habitus semak, perdu atau
pohon
2. Bakal
biji tidak terlindungi oleh daun buah.
3. Berakar
tunggang.
4. Umumnya
berupa pohon.
5. Mempunyai
akar, batang, dan daun sejati.
Beberapa hal lain yang membedakan
Pinophyta dari Magnoliophyta (Triandari. 2009) adalah ;
1. Tidak
adanya pembuahan ganda.
2. Tidak
adanya pembuluh trakea pada xilem, kecuali pada sub divisio Gnetophytina.
3. Tidak
adanya sel pengantar pada xilem.
4. Adanya
gametofit betina yang terdiri dari banyak sel.
5. Adanya
arkegonium pada gametofit betina (kecuali pada Gnetum dan Welwitschia)
6. Sebagian
besar berupa tumbuhan berkayu.
Divisi
Pinophyta dibagi menjadi 4 kelas namun sekarang dianggap sebagai divisi
tersendiri, (Andryana. 2008) yaitu :
1. Cycadopsida
Kelompok tumbuhan ini mulai muncul menjelang akhir
zaman Palaeozoikum. Habitus menyerupai palma, batang berkayu, tidak atau
sedikit sekali bercabang, teras besar, empulur korteks tebal dan mengandung
saluran resin. Ukuran daun besar tersusun dalam roset batang, majemuk, daun
berbagi menyirip atau menyirip, daun muda tergulung seperti daun paku, Sporofil
tersusun dalam strobilus yang berumah dua. Strobilus selalu Terminal, tanpa
bagian-bagian yang menyerupai daun pada pangkalnya. Biji terdapat pada
megasporofil bergabung dalam strobilus (sporofil berbentuk sisik dengan dua
bakal biji) kecuali pada Cycas megasporofil tersusun spiral pada batang begitu
juga pada mikrosporofil tersusun dalam strobilus jantan. Jumlah ovuli dua atau
lebih pada tiap megasporofil. Mempunyai dua ovulum, Kelas ini hanya terdiri
dari 1 Ordo Cycadales dengan 1 famili Cycadaceae. Spesies yang termasuk
kelompok Cycadopsida yaitu Cycas rumphii.
2. Pinopsida atau Coniferopsida
Tanaman berupa pohon, daun berbentuk jarum, serta
ada yang berumah satu dan berumah dua, pohon pinus dan cemara banyak hidup di
Eropa bagian pegunungan. Di Eropa tanaman pinus dan cemara disebut evergreen,
artinya daunnya tetap hijau sepanjang masa. tumbuhan dari ordo ini banyak
dimanfaatkan oleh manusia. Misalnya, batang pinus digunakan untuk bahan
industri kertas dan korek api. Sedangkan damar digunakan untuk minyak terpentin
dan obat - obatan. Selain itu, cemara juga dapat digunakan sebagai tanaman
hias. Manfaat dan kegunaan tanaman tersebut merupakan peluang dalam agribisnis,
kelas ini terdiri dari empat Ordo yaitu Taxales, Araucarales, Podocarpales dan
Pinales, dan contoh spesiesnya adalah pinus atau tusam (Pinus merkusii), damar (Agathis
alba), dan cemara (Araucaria cunning
hamii).
3. Gnetopsida
Divisi ini
meliputi 3 genera yaitu Gnetum, Epedhra,
Welwitschia. Gnetum mempunyai 30
jenis meliputi tumbuhan yang berupa pohon dan merambat dengan daun yang tebal
dan besar seperti kulit, menyerupai daun tumbuhan dikotil. Tumbuh di daerah
tropis. Ephedra meliputi 35 jenis, pada umumnya berupa tumbuhan semak dengan
daun kecil seperti sisik dan batang bersambungan satu sama lainnya. Tumbuh
didaerah kering atau gurun. Welwitschia merupakan tumbuha berpembuluh paling
aneh. Sebagian besar tubuhnya teertanam dalam tanah berpasir. Bagian yang
muncul di atas tanah berupa cakram besar berkayu berbentuk konkaf dengan dua
daun yang berbentuk pita. Cabang yang menghasilkan strobilus tumbuh dari
jaringan meristem yang ada di bagian tepi cakram. Banyak ditemukan di gurun.
Anggota Gnetophyta mempunyai karakteristik seperti tumbuhan Angiospermae,
misalnya antara strobilusnya dengan bunga majemuk pada Angiospermae, adanya
trakea di dalam xilemnya, serta tidak adanya arkegonia pada Gnetum dan Welwitschia.
4. Gingkopsida
Salah
satu anggotanya adalah Ginkgo biloba,
tanaman ini mudah dikenali karena bentuk daunnya seperti kipas dengan tulang
daunnya yang bercabang menggarpu. Tingginya dapat mencapi 30 meter atau lebih,
tanaman ini bersifat desiduos, daunnya berubahmenjadi berwarna keemasan sebelum
gugur. Gynkgophyta mempunyai ovulum
dan mikrosporangia yang terdapat pada individu yang berlainan. Ovulumnyaberpasangan
pada ujung cabang pendek dan ketika masak menghasilkan biji yang berdaging.
Pinophyta
merupakan kelompok tumbuhan purba yang diperkirakan muncul pertama kali pada
zaman kereta atau jura, dan mengalami kelimpahan pada zaman paleozoic dan
mesozoic. Dari semua sisa yang masih hidup, kurang lebih tujuh ratus spesies
merupakan tumbuhan berkayu. Komponen utama xilem pada sebagian besar anggota
Pinophyta adalah trakeid sebagai penyalur air dan struktur penunjang. Pembuluh
kayu pada pertumbuhan skunder hanya ditemukan pada anggota orde gnetles.
(Andryana. 2008)
Keprimitifan/kemajuan
suatu takson dalam Pinophyta ditentukan oleh kemajuan /keprimitifan cirri yang
dimilikinya. Pola percabangan yang monopodial lebih primitive daripada pola
percabangan simpodial. Letak strobilus yang aksilaris menunjukkan cirri lebih
primitive dibanding dengan jumlah yang sedikit. Pertulangan daun yang belum
berpola lebih primitive daripada yang sudah berpola. Begitu juga keadaan daun
muda yang menggulung menunjukkan cirri primitive. (Andryana. 2008)
III.
ALAT DAN BAHAN
A. Alat B.
Bahan
1. Buku gambar 1.
Pakis haji (Cycas rumphii)
2. Alat tulis
2. Pinus (Pinus merkusii)
3. Melinjo (Gnetum
gnemon)
IV.
Prosedur Kerja
1. Habitus, pola percabangan, dan
bentuk segi penampang melintang pada spesiemen tumbuhan diamati.
2. Filotaksis, komposisi, pertulangan,
bentuk, dan tepi daunnya diamati.
3. Alat reproduksi seperti letak dan
bentuk strobilus pada ketiga tumbuhan diamati dan dibandingkan.
4. Letak dan bentuk makrosporofil dan mikrosporofil
pada ketiga tumbuhan diamati dan dibandingkan.
5. Kemudian digambar dan diberi nama
bagian-bagian tumbuhan tersebut.
V.
Pembahasan
Berdasakan
pengamatan yang telah dilakukan pada mengenai Pinophyta pada beberapa spesimen divisi Pinophyta berdasarkan karakteristiknya serta
ciri umum meliputi batang, daun, strobilus, mikrosporofil, makrosporofil dan
distribusi seks-nya. Dari kelas Cycadopsida mengamati tumbuhan Cycas rumphii
(Pakis haji), dari kelas Gnetopsida mengamati Gnetum gnemon (Melinjo)
dan dari kelas Coniferopsida atau Pinopsida mengamati tumbuhan Pinus merkusii (Pinus).
1.
Pakis haji (Cycas rumphii)
Klasifikasi Cycas rumphii (Pakis haji) :
Regnum : Plantae
Divisi : Pinophyta
Class : Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Famili : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : Cycas rumphii
Berdasarkan pengamatan pertama pada Cycas rumphii (Pakis haji) yang telah diamati habitus Cycas rumphii (Pakis haji) pohon hampir mirip dengan palma, dan berkayu dengan
percabangan monopodial, dimana kuncup terminal selalu merupakan bagian
vegetatif dan hanya akan mati kalau terjadi kerusakan, bentuk penampang batang Cycas rumphii (Pakis haji) adalah bulat (silindris).
Daunnya
termasuk daun majemuk hal ini ditunjukkan oleh ujung daunnya yang runcing (Acutus), pangkal daunnya runcing (Acutus), tepi daunnya rata (entire), pertulangan daunnya sejajar
(parallel), duduk daun/filotaksis yang dimilikinya adalah roset
batang atau roset apikal,
bentuk daun seperti pita serupa daun bangun garis, sebagian besar anggota
Cycadophyta hidup di
daerah tropis dan subtropics. Pada umumnya anggota Cycadophyta adalah tanaman
yang berukuran besar, (Tjitrosoepomo. 2009)
Pakis
haji (Cycas rumphii) termasuk pohon
yang distribusi seksnya berumah dua (diouceous) dimana alat
kelaminya yakni strobilusnya terpisah antara jantan dan betinanya. Strobilus jantanya
letaknya terminal, sedangkan strobilus betinanya letaknya aksilar, memiliki makrosporofil 1 terletak
aksilar sedangkan mikrosporofil letaknya terminal dan memiliki jumlah 1, semua Pinophyta
adalah heterostrop, artinya mempunyai dua macam spora, yaitu mikrospora dan
megaspore. Mikrospora atau polen menghasilkan gametofit jantan, sedang
megaspore yang tunggal menghasilkan gametofit betina, dan pada gametofit ini
terbentuk arkegonia. Kedua macam spora yang dihasilkan di dalam sporangia yang
terdapat pada sporofil yang tersusun spiral pada aksis strobilus, sporofit yang
menghasilkan mikrosporofil dengan mikrospongia disebut mikrosporangiat atau
strobilus jantan (staminate cones), sedangkan yang menghasilkan megasprofil
dengan ovulum (mengasporangia) disebut mengasporangiat atau strobili betina
(pistillate cones). Makrospora dan megaspore bersifat haploid, dan berkembang
sebagai sebagai hasil pembelahan miosis sel induk spora. Ukuran dan letak
strobili pada tanaman bervarasi (Kimball, 1987).
Manfaat
dari pakis haji, bijinya dapat dimakan, diolah
menjadi tepung. Biji mentah beracun. Daun yang paling muda dimakan sebagai
sayur. Batangnya dapat menghasilkan semacam sagu. Tapal dari biji dan pepagan
dipakai untuk menyembuhkan pegal-pegal dan gangguan kulit. jenis ini juga
penting sebagai tanaman hias. Getah Cycas
rumphii berkhasiat sebagai obat disentri, rambut batangnya untuk mengobati
luka baru dan daunnya untuk pembersih darah sehabis melahirkan. (Phika, dkk.
2011)
2.
Pinus (Pinus merkusii)
Klasifikasi
Pinus (Pinus merkusii) :
Regnum :
Plantae
Divisi :
Pinophyta
Class
:
Coniferopsida
Ordo : Coniferales
Famili : Coniferaceae
Genus : Pinus
Spesies :
Pinus merkusii
Berdasarkan pengamatan kedua pada Pinus merkusii (Pinus) meupakan spesies yang habitusnya adalah pohon yang berkayu
karena mengandung lignin, umumnya tidak keras dan tidak berwarna hijau
dengan satu batang utama dengan pola percabangan monopodial, bentuk penampang batang tumbuhan ini adalah
tegak lurus dengan batang bulat/silindris ditunjukkan
oleh batangnya dari pangkal sampai ke ujung hampir tidak
ada perbedaan, melainkan memiliki besar yang sama, Daunnya termasuk daun majemuk dengan ujung daunnya
yang meruncing (Acuminatus), pangkal daunnya tumpul (Obtuse), tepi daunnya rata (entire), pertulangan daunnya sejajar
(parallel), filotaksis/duduk daun Pinus merkusii adalah berbekas/fascicied, bentuk daunnya seperti jarum yang
panjang dengan duduk daun tersebar. Selain itu Pinus mercusii memiliki daun dengan tepi daun rata (Entire), terdiri dari daun tunggal (Folium
Simplex) yang terdiri dari satu helai daun tanpa adanya persendian
(artikulasi) pada dasar, Pinus merkusii banyak tumbuh di daerah dingin. (Tjitrosoepomo
2009)
Pinus merupakan tumbuhan biji terbuka yang termasuk pohon yang distribusi
seksnya berumah satu (monoceous) dimana alat perkembangbiakannya berupa strobilus jantan dan betina
dapat ditemukan dalam satu pohon. Letak strobilus jantannya terminal sedangkan letak
betinanya
aksilaris. Berdasarkan
pengamatan, strobilus jantan lebih kecil daripada yang betinanya.
Memiliki jumlah makrofil 8 buah nodus letak melingkar dan jumlah mikrofilnya 8
nodus terletak di terminal dengan posisi yang tersebar. Pada strobilus betina terdapat bagian berupa
makroklorofil, terdapat sayap yang dilindungi oleh integumen luar. Sedangkan
pada strobilus jantan bentuknya lonjong, kecil dan berwarna kekuningan
berjumlah banyak. Mikrofilnya mudah terbawa angin sehingga penyerbukan Pinus merkusii (Pinus) dibantu oleh angin yang disebut dengan istilah anemogami.
Pinus
merkusii (Pinus)
mempunyai banyak manfaat buat Manusia misalnya sebagai Obat, hasil dari getah pinus itu bisa menghasilkan minyak
terpentin yang mengandung salah satu isomer hidrokarbon tak jenuh dari C10
H16 terutama monoterpene alfa-pinene dan beta-pinene, biasanya digunakan
sebagai pelarut untuk mengencerkan cat minyak,
bahan campuran vernis yang biasa kita gunakan untuk
mengkilapkan permukaan kayu dan bisa untuk bahan baku kimia lainnya. Dan berikut bagian atau gambaran
singkat tentang siklus hidup Pinus
merkusii (Phika, dkk. 2011)
3.
Melinjo (Gnetum gnemon)
Klasifikasi Gnetum gnemon (Melinjo) :
Regnum :
Plantae
Divisi :
Pinophyta
Class
: Gnetopsida
Ordo : Gnetales
Famili :
Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Pengamatan yang terakhir yaitu pada Gnetum gnemon (Melinjo) merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon dengan batang yang
berkayu serta pola percabangan monopodial, bentuk penampang batang tumbuhan ini
adalah tegak lurus dengan batang bulat/silindris, daunnya jenis majemuk dengan tepi yang bergelombang (sundulate), duduk daunnya berhadapan
serta memiliki pola pertulangan daun yang menyirip (pinatus), ujung daunnya
yang meruncing (Acuminatus), pangkal daunnya runcing (acutus), bentuk daunnya lonjong panjang, (Tjitrosoepomo. 2009)
Melinjo merupakan tumbuhan yang diceous (berumah dua) dimana strobilus jantan dan betina
terpisah pada pohon berikutnya, letak keduanya adalah sama-sama pada ketiak daun (aksilaris). Jumlah mikrosporofil ada 7 nodus dan makrosporofil 6
nodus, dalam satu nodus biasanya terdapat 6 ovul yang berbentuk
oval, tumbuhan melinjo
berkembang biak dengan biji, biji dihasilkan oleh strobilus dimana bakal
bijinya tidak ditutupi oleh daun buah.
Manfaat melinjo yaitu kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat
rumah tangga sederhana, daun mudanya digunakan sebagai bahan sayuran (misalnya
pada sayur asem). Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih kecil-kecil maupun
yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo juga menjadi
bahan baku emping, kulitnya bisa dijadikan abon kulit melinjo.(Phika, dkk. 2011)
VI.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.
Pinophyta memiliki 4 kelas, yakni
Cycadopsida, Conifeopsida, Gnetopsida, dan Ginkopsida.
2.
Kelas Cycadopsida contohnya pada spesies Cycas rumphii,
kelas Coniferopsida contohnya yaitu Pinus
mercusii, untuk kelas Gnetopsida contohnya oleh Gnetum gnemon.
3.
Pakis Haji (Cycas rumphii),
merupakan tumbuhan biji terbuka yang banyak digunakan sebagai tanaman hias,
bentuknya seperti pohon kelapa, daun berbentuk pita dengan pertulangan daun
sejajar, batang pakis haji tidak memiliki cabang dan susunan akarnya serabut.adalah memiliki bentuk seperti paku
tiang dengan duduk daun roset, tumbuhan berumah dua (Dioceus),
artinya pada satu pohon hanya menghasilkan strobilus jantan atau strobilus
betina.
4.
Pinus (Pinus mercusii), merupakan tumbuhan
biji terbuka, daun berbentuk jarum dan tidak gugur karena perubahan
musim,memiliki berkas pengangkut, memiliki bunga yang disebut runjung atau
strobilus (strobilus jantan dan strobilus betina), Strobilus jantan dan betina
dihasilkan dalam satu pohon sehingga disebut tumbuhan berumah satu (monoceus)
artinya dimana alat perkembangbiakannya
berupa strobilus jantan dan betina dapat ditemukan dalam satu pohon.
5.
Melinjo (Gnetum gnemon), memiliki
ciri-ciri: berbatang lurus, berdaun lebar tipis, bertulang daun menyirip.
Batang tumbuhan melinjo tegak dan bisa mencapai 20 meter., termasuk tumbuhan
berumah dua (Dioceus).
VII.
Pertanyaan
1.
Tuliskan
cirri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada divisi Pinophyta?
Jawab:
Memiliki habitus semak, perdu atau
pohon, bakal
biji tidak terlindungi oleh daun buah, berakar tunggang, umumnya berupa pohon,
mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
2.
Jelaskan
perbedaan strobilus jantan dan betina pada Cycas
rumphii?
Jawab:
Strobilus betina lebih besar
daripada jantan, letak strobilus betina aksilaris sementara jantan terminal.
3.
Jelaskan
perbedaan strobilus jantan dan betina pada Pinus
merkusii?
Jawab:
Strobilus betina lebih besar
daripada jantan, letak strobilus betina aksilaris sementara jantan terminal.
4.
Jelaskan
perbedaan strobilus jantan dan betina pada Gnetum
gnemon?
Jawab:
Strobilus jantan lebih kecil
daripada betina, jumlah strobilus betina lebih banyak daripada strobilus
jantan.
5.
Jelaskan
perbedaan spesies tumbuhan yang terdapat pada kelas Cycadopsida, Coniferopsida,
dan Gnetopsida?
Jawab:
Cycadopsida: tumbuhan
biji terbuka yang banyak digunakan sebagai tanaman hias, bentuknya seperti
pohon kelapa, daun berbentuk pita dengan pertulangan daun sejajar, batang pakis
haji tidak memiliki cabang dan susunan akarnya serabut.adalah memiliki bentuk seperti paku
tiang dengan duduk daun roset, tumbuhan berumah dua (Dioceus),
artinya pada satu pohon hanya menghasilkan strobilus jantan atau strobilus
betina.
Coniferopsida:
tumbuhan biji terbuka dengan berakar tunggang, daun berbentuk jarum dan tidak
gugur karena perubahan musim,memiliki berkas pengangkut, memiliki bunga yang
disebut runjung atau strobilus (strobilus jantan dan strobilus betina),
strobilus jantan dan betina dihasilkan dalam satu pohon sehingga disebut
tumbuhan berumah satu (monoceus).
Gnetopsida:
memiliki ciri-ciri: berbatang lurus, berdaun lebar tipis, bertulang daun
menyirip. Batang tumbuhan melinjo tegak dan bisa mencapai 20 meter., termasuk
tumbuhan berumah dua (Dioceus).
6.
Bagaimana
proses pergiliran keturunan pada Cycas
rumphii, Pinus merkusii, dan Gnetum
gnemon?
Jawab:
Sporofil
terpisah-pisah membentuk strobilus jantan dan betina, makrosporofil (daun buah)
dengan bakal
biji (macrosporangium) tampak menempel padanya, makro dan mikrosporofil
terpisah, bakal biji hanya mempunyai satu integumen terbuka, sehingga langsung
didatangi oleh serbuk sari yang dibawa olah angin. biji tidak diselubungi oleh
daun buah (karpel) sehingga dikatakan sebagai berbiji terbuka, tumbuh terdedah
ke udara pada permukaan dari sisik runjung (strobilus) atau pada tangkai
diantra daun-daun, sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak
aktif, penyerbukannya hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin).
DAFTAR
PUSTAKA
Kimball, W. John. 1987. Biologi
Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
Anonim.
2010. Tumbuhan Biji Spermatophyta. http://www.sarjanaku.com di akses pada tanggal
26 Maret 2013
Triandari. 2009. Tumbuhan Pinophyta. http://triandari09.blogspot.com
di akses pada tanggal 26 Maret 2013
Phika, dkk. 2011. Makalah Pakis Haji. http://phikaainnadyahasan.blogspot.com di akses pada tanggal
26 Maret 2013
LAMPIRAN
Daun Cycas rumphii
daun Pinus merkusii
Daun Gnetum gnemon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar